Pages

Showing posts with label Ulama wal Auliya Allah.... Show all posts
Showing posts with label Ulama wal Auliya Allah.... Show all posts

Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa Hafizahullah...

Susur Kehidupan kekasih Allah dan Rasul-Nya Al-Habib Munzir Ibn Fuad Al-Musawa... 



Saudaraku yg kumuliakan,

Saya adalah seorang anak yg sangat dimanja oleh ayah saya, ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yg lain, namun dimasa baligh, justru saya yg putus sekolah, semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya, karena saya malas sekolah, saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin Hud Alalttas, dan Majelis taklim kamis sore di empang bogor, masa itu yg mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dg kajian Fathul Baari.

sisa hari hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam jam, saya pengangguran, dan sangat membuat ayah bunda malu.

ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy, ayah saya juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university.

almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia, beliau berkata pada saya : kau ini mau jadi apa?, jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yg sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu.

maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak. Jawa barat, beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak2nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah.

namun saya sangat mengecewakan ayah bunda karena boleh dikatakan : dunia tidak akhiratpun tidak.

namun saya sangat mencintai Rasul saw, menangis merindukan Rasul saw, dan sering dikunjungi Rasul saw dalam mimpi, Rasul saw selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau saw, dan berkata wahai Rasulullah saw aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasul saw menepuk bahu saya dan berkata : munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dg ku.., maka saya terbangun..

akhirnya karena ayah pensiun, maka ibunda membangun losmen kecil didepan rumah berupa 5 kamar saja, disewakan pada orang yg baik baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya.

setiap malam saya jarang tidur, duduk termenung dikursi penerimaan tamu yg cuma meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam demikian malam malam saya lewati,

siang hari saya puasa nabi daud as, dan terus dilanda sakit asma yg parah, maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa, berkata ibunda saya : kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?.

saya terus menjadi pelayan di losmen itu, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu.

sampai semua kakak saya lulus sarjana, saya kemudian tergugah untuk mondok, maka saya pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit duri jakarta selatan, namun hanya dua bulan saja, saya tidak betah dan sakit sakitan karena asma terus kambuh, maka saya pulang.

ayah makin malu, bunda makin sedih, lalu saya prifat saja kursus bahasa arab di kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Hb Bagir Alattas, ayahanda dari hb Hud alattas yg kini sering hadir di majelis kita di almunawar.

saya harus pulang pergi jakarta cipanas yg saat itu ditempuh dalam 2-3 jam, dg ongkos sendiri, demikian setiap dua kali seminggu, ongkos itu ya dari losmen tsb.

saya selalu hadir maulid di almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas yg saat itu di cipayung, jika tak ada ongkos maka saya numpang truk dan sering hujan hujanan pula.

sering saya datang ke maulid beliau malam jumat dalam keadaan basah kuyup, dan saya diusir oleh pembantu dirumah beliau, karena karpet tebal dan mahal itu sangat bersih, tak pantas saya yg kotor dan basah menginjaknya, saya terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu tamu berdatangan, maka saya duduk dil;uar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.

saya sering pula ziarah ke luar batang, makam Al Habib husein bin Abubakar Alaydrus, suatu kali saya datang lupa membawa peci, karena datang langsung dari cipanas, maka saya berkata dalam hati, wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,

maka saya memutuskan beli peci berwarna hijau, karena itu yg termurah saat itu di emperan penjual peci, saya membelinya dan masuk berziarah, sambil membaca yaasin utk dihadiahkan pada almarhum, saya menangisi kehidupan saya yg penuh ketidak tentuan, mengecewakan orang tua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena selalu dicemooh, mereka berkata : kakak2mu semua sukses, ayahmu lulusan makkah dan pula new york university, koq anaknya centeng losmen..

maka saya mulai menghindari kerabat, saat lebaranpun saya jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.

walhasil dalam tangis itu saya juga berkata dalam hati, wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yg shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang..,

lalu dalam saya merenung, datanglah rombongan teman teman saya yg pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf dg satu mobil, mereka senang jumpa saya, sayapun ditraktir makan, saya langsung teringat ini berkah saya beradab di makam wali Allah..

lalu saya ditanya dg siapa dan mau kemana, saya katakan saya sendiri dan mau pulang ke kerabat ibu saya saja di pasar sawo, kb Nanas Jaksel, mereka berkata : ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas, maka sayapun semakin bersyukur pada Allah, karena memang ongkos saya tak akan cukup jika pulang ke cipanas, saya sampai larut malam di kediaman bibi dari Ibu saya, di ps sawo kebon nanas, lalu esoknya saya diberi uang cukup untuk pulang, sayapun pulang ke cipanas..

tak lama saya berdoa, wahai Allah, pertemukan saya dg guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw, maka tak lama saya masuk pesantren Al Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi timur, dan setiap saat mahal qiyam maulid saya menangis dan berdoa pada Allah untuk rindu pada Rasul saw, dan dipertemukan dg guru yg paling dicintai Rasul saw, dalam beberapa bulan saja datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh ke pondok itu, kunjungan pertama beliau yaitu pd 1994.

selepas beliau menyampaikan ceramah, beliau melirik saya dg tajam.., saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu.., lalu saat beliau sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Hb Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa beliau ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut yaman untuk belajar dan menjadi murid beliau,

Guru saya hb Nagib bin syeikh abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin beliau salah pilih..?, maka guru mulia menunjuk saya, itu.. anak muda yg pakai peci hijau itu..!, itu yg saya inginkan.., maka Guru saya hb Nagib memanggil saya utk jumpa beliau, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yg pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya hb Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum..

keesokan harinya saya jumpa lagi dg guru mulia di kediaman Almarhum Hb bagir Alattas, saat itu banyak para habaib dan ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid guru mulia, maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu beliau berkata pada almarhum hb umar maula khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yg pakai peci hijau itu..!,

guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya hb Nagib bin syekh abubakar, seraya berkata : wahai munzir, kau harus siap siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap..

dua bulan kemudian datanglah Almarhum Alhabib Umar maula khela ke pesantren, dan menanyakan saya, alm hb umar maulakhela berkata pada hb nagib : mana itu munzir anaknya hb Fuad almusawa?, dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya, maka hb nagib berkata saya belum siap, namun alm hb umar maulakhela dg tegas menjawab : saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini pernintaan AL Habib Umar bin Hafidh, ia harus berangkat dlm dua minggu ini bersama rombongan pertama..

saya persiapkan pasport dll, namun ayah saya keberatan, ia berkata : kau sakit sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke hadramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit?, siapa yg menjaminmu..?,

saya pun datang mengadu pd Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin hud Alattas, beliau sudah sangat sepuh, dan beliau berkata : katakan pada ayahmu, saya yg menjaminmu, berangkatlah..

saya katakan pada ayah saya, maka ayah saya diam, namun hatinya tetap berat untuk mengizinkan saya berangkat, saat saya mesti berangkat ke bandara, ayah saya tak mau melihat wajah saya, beliau buang muka dan hanya memberikan tangannya tanpa mau melihat wajah saya, saya kecewa namun saya dg berat tetap melangkah ke mobil travel yg akan saya naiki, namun saat saya akan naik, terasa ingin berpaling ke belakang, saya lihat nun jauh disana ayah saya berdiri dipagar rumah dg tangis melihat keberangkatan saya…, beliau melambaikan tangan tanda ridho, rupanya bukan beliau tidak ridho, tapi karena saya sangat disayanginya dan dimanjakannya, beliau berat berpisah dg saya, saya berangkat dg airmata sedih..

saya sampai di tarim hadramaut yaman dikediaman guru mulia, beliau mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang saya dan tersenyum indah,

tak lama kemudian terjadi perang yaman utara dan yaman selatan, kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati, kamipun harus berjalan kaki kemana mana menempuh jalan 3-4km untuk taklim karena biasanya dg mobil mobil milik guru mulia namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim

suatu hari saya dilirik oleh guru mulia dan berkata : Namamu Munzir.. (munzir = pemberi peringatan), saya mengangguk, lalu beliau berkata lagi : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…!.

maka saya tercenung.., dan terngiang ngiang ucapan beliau : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…?, saya akan punya jamaah?, saya miskin begini bahkan untuk mencuci bajupun tak punya uang untuk beli sabun cuci..

saya mau mencucikan baju teman saya dg upah agar saya kebagian sabun cucinya, malah saya dihardik : cucianmu tidak bersih…!, orang lain saja yg mencuci baju ini..

maka saya terpaksa mencuci dari air bekas mengalirnya bekas mereka mencuci, air sabun cuci yg mengalir itulah yg saya pakai mencuci baju saya

hari demi hari guru mulia makin sibuk, maka saya mulai berkhidmat pada beliau, dan lebih memilih membantu segala permasalahan santri, makanan mereka, minuman, tempat menginap dan segala masalah rumah tangga santri, saya tinggalkan pelajaran demi bakti pada guru mulia membantu beliau, dengan itu saya lebih sering jumpa beliau.

[i]2 tahun di yaman ayah saya sakit, dan telepon, beliau berkata : kapan kau pulang wahai anakku..?, aku rindu..?

saya jawab : dua tahun lagi insya Allah ayah..

ayah menjawab dg sedih ditelepon.. duh.. masih lama sekali.., telepon ditutup, 3 hari kemudian ayah saya wafat..

saya menangis sedih, sungguh kalau saya tahu bahwa saat saya pamitan itu adalah terakhir kali jumpa dg beliau.. dan beliau buang muka saat saya mencium tangan beliau, namun beliau rupanya masih mengikuti saya, keluar dari kamar, keluar dari rumah, dan berdiri di pintu pagar halaman rumah sambil melambaikan tangan sambil mengalirkan airmata.., duhai,, kalau saya tahu itulah terakhir kali saya melihat beliau,., rahimahullah..[/i]

tak lama saya kembali ke indonesia, tepatnya pada 1998, mulai dakwah sendiri di cipanas, namun kurang berkembang, maka say mulai dakwah di jakarta, saya tinggal dan menginap berpindah pindah dari rumah kerumah murid sekaligus teman saya, majelis malam selasa saat itu masih berpindah pindah dari rumah kerumah, mereka murid2 yg lebih tua dari saya, dan mereka kebanyakan dari kalangan awam, maka walau saya sudah duduk untuk mengajar, mereka belum datang, saya menanti, setibanya mereka yg cuma belasan saja, mereka berkata : nyantai dulu ya bib, ngerokok dulu ya, ngopi dulu ya, saya terpaksa menanti sampai mereka puas, baru mulai maulid dhiya’ullami.., jamaah makin banyak, mulai tak cukup dirumah rumah, maka pindah pindah dari musholla ke musholla,. jamaah makin banyak, maka tak cukup pula musholla, mulai berpindah pindah dari masjid ke masjid,lalu saya membuka majelis dihari lainnya, dan malam selasa mulai ditetapkan di masjid almunawar, saat itu baru seperempat masjid saja, saya berkata : jamaah akan semakin banyak, nanti akan setengah masjid ini, lalu akan memenuhi masjid ini, lalu akan sampai keluar masjid insya Allah.. jamaah mengaminkan..

mulailah dibutuhkan kop surat, untuk undangan dlsb, maka majelis belum diberi nama, dan saya merasa majelis dan dakwah tak butuh nama, mereka sarankan majelis hb munzir saja, saya menolak, ya sudah, majelis rasulullah saw saja,

kini jamaah Majelis Rasulullah sudah jutaan, di Jabodetabek, jawa barat, banten, jawa tengah, jawa timur, bali, mataram, kalimantan, sulawesi, papua, singapura, malaysia, bahkan sampai ke Jepang, dan salah satunya kemarin hadir di majelis haul badr kita di monas, yaitu Profesor dari Jepang yg menjadi dosen disana, dia datang keindonesia dan mempelajari bidang sosial, namun kedatangannya juga karena sangat ingin jumpa dg saya, karena ia pengunjung setia web ini, khususnya yg versi english..

sungguh agung anugerah Allah swt pada orang yg mencintai Rasulullah saw, yg merindukan Rasulullah saw…

itulah awal mula hamba pendosa ini sampai majelis ini demikian besar, usia saya kini 38 tahun jika dg perhitungan hijriah, dan 37 th jika dg perhitungan masehi, saya lahir pd Jumat pagi 19 Muharram 1393 H, atau 23 februari 1973 M.

perjanjian Jumpa dg Rasul saw adalah sblm usia saya tepat 40 tahun, kini sudah 1431 H,
mungkin sblm sempurna 19 Muharram 1433 H saya sudah jumpa dg Rasul saw, namun apakah Allah swt akan menambah usia pendosa ini..?


Wallahu a’lam

salam rindu terdalam untuk anda.



Oleh: Surya Elbanjari

Di Ambil Nathar ini dari seorang sahabat yang kulupa siapakah dia...
Semoga Merahmati Kiranya oleh Allah Akan penulis Nathar ini...

Siapakah Beliau Al-Habib Ali Zainal 'Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri Hafizhahullah...

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Jufri...

   
Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri dilahirkan di kota Jeddah, Arab Saudi pada waktu fajar pada hari Jumaat, 16 April 1971 bersamaan dengan 20 Safar 1391 H, permata yang lahir dari kedua ibu bapa yang nasab mereka sampai kepada Imam Hussein bin Ali ra...


Nasab :

Habib Ali Zainal Abidin bin Abdul Rahman bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Ali bin Alawi bin Ali bin Alawi bin Ahmad bin Abdul Rahman al-Maulah anak Arsha putera Muhammad Abdullah al-Tarisi bin Alawi al-Khawas putera Abu Bakar anak Jufri putra Muhammad putera Ali putera Muhammad putera Ahmad al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Sahab Mirbat Muhammad bin Ali Khalil Alawi Qassam anak putera Muhammad putera Alwi putera Ubaidullah Ahmad al-Muhajir ila Allah Isa putera Muhammad al-Naqib bin Ali al -Uraidhi bin Jaafar as-Sidiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zain al-Abidin putera dari Hussein (cucu Rasulullah saw) bin Ali bin Abu Thalib yang merupakan suami kepada Sayyidah Fatimah al-Zahra puteri Rasulullah saw...

Ibunya yang mulia Syarifah Marumah Binti Hassan bin Alawi bin Alawi Hassan bin Ali al-Jufri...



Pendidikan :

Habib Ali Al-Jufri mulai mempelajari ilmu sejak kanak-kanak lagi melalui gurunya yang pertama yaitu ibunya sendiri. Ibunya mempunyai pengaruh yang besar atas diri beliau dan dalam pelajaran dan rohani.

Antara guru-guru beliau ialah:
 
1)Habib Abdul Qadir bin Ahmad Al-Saqqaf, Jeddah -

Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf adalah salah seorang guru utamanya. Kepadanya beliau telah membaca dan mendengarkan pembacaan kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, Tajrid Al-Bukhari, Ihya’ Ulumiddin, dan kitab-kitab penting lainnya.Beliau bersama dengan gurunya yang mulia ini semenjak beliau berusia 10 tahun sehinggalah beliau berusia 21 tahun...

2) Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad : -

Beliau juga berguru kepada Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad yang merupakan seorang ulama terkemuka dan penulis karya-karya terkenal. Di antara kitab yang dibacakan kepadanya adalah Idhah Asrar `Ulum Al-Muqarrabin...

3) Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Makkah : -

Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki juga salah seorang gurunya. Kepadanya ia mempelajari kitab-kitab musthalah hadits, ushul, dan sirah...

4) Habib Hamid bin Alwi bin Thahir Al-Haddad : -

Kepada guru yang mulia inilah beliau mempelajari kitab  Al-Mukhtashar Al-Lathif dan Bidayah Al-Hidayah...

5) Habib Attas Al-Habsyi

6) Habib Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adani : -

Beliau menimba ilmu kepada Habib Abu Bakar Al-`Adni bin Ali Al-Masyhur selama 4 tahun,kepada gurunya yang mulia inilah beliau membaca dan mendengarkan kitab Sunan Ibnu Majah, Ar-Risalah Al-Jami`ah, Bidayah Al-Hidayah, Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah, Tafsir Al-Jalalain, Tanwir Al-Aghlas, Lathaif Al-Isyarat, Tafsir Ayat Al-Ahkam, dan Tafsir Al-Baghawi.

7) Habib Muhammad bin Abdullah Al-Hadar
 
8) Kemudiannya,Pada tahun 1412 H (1991 M) Habib Ali mengikuti kuliah di Dirasatul Islamiyyah,Universiti San`a, Yaman, sehingga tahun 1414 H (1993 M).

9) Habib Umar bin Hafiz : -

Kemudian ia menetap di Tarim, Hadhramaut. Di sini ia belajar dan juga mendampingi Habib Umar bin Muhammad Bin Hafidz sejak tahun 1993 hingga 2003. Kepadanya, Habib Ali membaca dan menghadiri pembacaan kitab-kitab Shahih Al-Bukhari, Ihya’ Ulumiddin, Adab Suluk Al-Murid, Risalah Al-Mu`awanah, Minhaj Al-`Abidin, Al-`Iqd An-Nabawi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, Al-Hikam, dan sebagainya.

Selain kepada mereka, ia pun menimba ilmu kepada para tokoh ulama lainnya, seperti Syaikh Umar bin Husain Al-Khatib, Syaikh Sayyid Mutawalli Asy-Sya`rawi, Syaikh Ismail bin Shadiq Al-Adawi di Al-Jami` Al-Husaini dan di Al-Azhar Asy-Syarif, Mesir, juga Syaikh Muhammad Zakiyuddin Ibrahim. Di samping itu, Habib Ali juga telah mengambil ijazah dari 300 orang masyaikh dalam berbagai cabang ilmu... 


Aktiviti Da'wah Beliau :

Habib Ali Al-Jufri telah memberikan kelas untuk mengajar, bimbingan, nasihat, untuk membangunkan orang untuk tanggungjawab mereka dan untuk mengajak orang-orang kembali pada Allah dalam banyak negara, dimulai pada 1412 H/1991 di kota-kota dan desa-desa Yaman. Beliau memulai perjalanan di luar negeri 1414 H/1993 yang masih terus hari ini dan antaranya termasuk negara-negara berikut:

- Arab: UAE, Jordan, Bahrain, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Oman, Qatar, Kuwait, Lubnan, Libya, Mesir, Maroko, Mauritania, Kepulauan Komoro dan Djibouti.

- Asia: Indonesia, Malaysia, Singapura, India, Bangladesh dan Sri Lanka.

- Afrika: Kenya dan Tanzania.

- Eropa: Britania Raya, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, Irlandia, Denmark, Bosnia & Herzegovina dan Turki.

- Amerika: 3 perjalanan yang pertama adalah pada tahun 1419 H/1998, yang kedua adalah pada 1422 H/2001 dan yang ketiga yang pada 2002/1423, di samping juga mengunjungi Kanada.


Wallahu A'lam...

Siapakah beliau Al-'Alimurrabbani As-Syeikh Muhammad Yusuf Bin Ahmad Al-Kelantani ( Tok Kenali ) R.A...

Sejarah Tok Kenali...
Pendahuluan 

Muhammad Yusuf bin Ahmad atau lebih dikenali sebagai Tok Kenali (1868 – 1933) ialah seorang tokoh Ulama' Ulung , guru agama Islam yang agung, tokoh pembangun pemikiran umat Islam di dunia dan pencetus ilmu pengajian Islam di Malaysia dan Asia Tenggara khususnya, di awal abad ke-20. 
Beliau seorang Alim Rabbani yang dalam hidupnya banyak berpandukan kitab Suci Al-Quran disamping Sunnah Rasulullah (S.A.W). Malah beliau juga digelar "Wali Allah" memandangkan kelebihan dan keistimewaan yang anugerahkan oleh Allah (S.W.T).
Beliau juga disebut sebagai Ulama yang Zuhud kerana memilih hidup sederhana dan mendapat ilham daripada Allah (S.W.T) sebagai "Ilmu Ladunni" (Ilmu Kurniaan Ilahi tanpa belajar).

Bapanya seorang petani bernama Ahmad, manakala ibunya bernama Fatimah. Ibunya adalah anak seorang Lebai yang kuat beramal ibadat serta ilmu agama yang tinggi yang dikenali dengan panggilan Tok Leh. 

Kecenderungan Tok Kenali dalam pelajaran dan minat mendalami agama sejak kecil lagi. Perasaan ingin maju dan ingin tahu meluap-luap di dadanya. Dalam tempoh yang singkat dia telah berjaya khatam kitab suci Al-quran pembacaan kitab suci Al-quran dan dapat menulis dengan baik. Kerana itu tidaklah hairan mengapa dia telah dipilih oleh penggawa daerahnya untuk menjadi seorang kerani sebagai pembantunya dalam mengira dan menguruskan hasil-hasil tanaman dan kebun di kawasan tersebut sewaktu dia berusia antara tujuh ke lapan tahun.

Suatu hal yang agak luar biasa bahawa dalam masa mengajar itu, Tok kenali mengajar tanpa kitab, di hadapannya tiada kitab-kitab pelajaran sedangkan muridnya mempelajarinya dengan menggunakan kitab. Ililah menunjukkan bahawa Tok kenali adalah seorang yang mempunyai daya ingatan yang kuat. Beliau adalah seorang anak yang genius. Telah terbukti apabila pada usia 9 tahun beliau telah dilantik menjadi kerani oleh Penggawa atau Penghulu Kubang Kerian iaitu Tok Kweng Ahmad. Penggawa tersebut amat tertarik dengan kepintaran & sikap ingin tahu beliau dan ingin maju dalam diri beliau. Anak bongsu Tok Kenali yang paling banak mendekati masyarakat dari segenap lapisan. Terkenal sebagai pembaca Quran yang handal, ahli lagu dan qasidah yang terkemuka di Malaysia. Mendapat pendidikan di Mekah sehingga ke peringkat menengah tinggi dan memasuki kuliah Syariah di salah sebuah universiti di Mekah dan pernah berkhidmat dengan kerajaan Arab Saudi sebagai pegawai pendidikan dan pernah juga menjadi pengetua di beberapa buah sekolah menengah di Arab Saudi.

(Masjid Asal Tok Kenali yang telah di baik pulih)

Sekiranya kita meneliti sejarah hidup Ulama terkenal ini, pastinya kita akan terasa kagum dengan kebolehan dan kekeramatan yang dimiliki beliau atas kurniaan Allah (S.W.T) kerana sepanjang hayat beliau menghabiskan masa dengan mencurahkan ilmu pengetahuan dan berbakti kepada masyarakat khususnya pada Agama demi mencari keredhaan Allah (S.W.T). Beliau mula belajar pada usianya masih kecil iaitu belum "mumaiyyiz" lagi. Malah sebelum menyambung pembelajarannya ke Mekah, beliau telah pun berbakti kepada masyarakat dengan mengajar Ilmu Agama, Nahu dan juga Bahasa Arab di kampungnya.


Riwayat Hidup Tok Kenali 

Beliau dilahirkan pada 1287H bersamaan 1868M di Kampung Kenali, Kubang Kerian, Kota Bharu, Kelantan. Beliau juga dikenali dangan nama timangannya "Awang" dan juga "Awang Kenali", akhirnya dikenali dengan Nama "Tok Kenali".

Tok Kenali menjadi yatim pada usia 5 tahun apabila bapanya kembali ke rahmatullah. Bermula saat itulah beliau dijaga oleh datuknya "Tok Leh". Hasil didikan dan asuhan datuknya, beliau mahir membaca dan menulis, disertai dengan didikan dan asuhan Ibunya yang menitik beratkan kesopanan dan peradaban. Ibunya yang bercita-cita tinggi ingin melihat anaknya hidup seorang yang berilmu dan dihormati serta dapat menyumbangkan ilmu kepada masyarakat. Ditambah lagi dengan asuhan Nenek tirinya Tok Mek Ngah yang sangat mengambil berat tentang penjagaan makan minum cucunya sebagaimana menjaga anaknya sendiri. Tok Mek Ngah sama sekali tidak akan membenarkan cucunya memakan makanan yang dibeli di pasar oleh kerana tidak tahu siapa yang memasak dan tidak tahu kualiti kebersihan makanan itu, sebaliknya beliau akan memasak sendiri bagi menjamin kebersihan zahir dan batin untuk cucunya makan. Berpunca daripada asuhan yang baik dan sempurna serta pemakanan bersih lagi halal, maka lahirlah seorang insan yang mulia serta bercita-cita tinggi untuk mendalami ilmu agama.


(Pandangan sebelah belakang Masjid Tok Kenali)
Pendidikan Tok Kenali

Pendidikan pertamanya bermula dari rumahnya sendiri iaitu beliau telah berguru dengan datuknya Tok Leh. Pelajaran pertamanya yang dipelajarinya adalah kitab suci Al-Quran Al- Karim, iaitu dengan mempelajari bacaannya. Seterusnya beliau berguru dengan Tuan Guru Haji Ibrahim sewaktu usianya 6 tahun dan beliau berusaha menghafaz ilmu yang baru dipelajarinya. Ingatannya juga cukup kuat, dengan hanya sekali diajar mengaji beliau sudah boleh membaca Al-Quran dengan tajwid dan tartilnya sekali. Beliau juga dikagumi oleh gurunya.

Satu perkara aneh yang ada pada diri beliau ialah, beliau agak keberatan untuk membaca pelajaran yang beliau telah mempelajarinya semalam walaupun diminta olae gurunya, sebaliknya meminta diajar pelajaran yang baru. Katanya pelajaran yang sudah dipelajari semalam beliau sudah tahu dan apabila diuji oleh gurunya ternyata beliau cukup fasih dan tepat sekali bacaannya.

Pada umur 10 tahun beliau menuntut di masjid besar Kota Bharu iaitu Masjid Besar Muhammadi, masjid tersebut adalah menjadi pusat pengajian terpenting di Nusantara ini dan beliau pergi menuntut dengan berjalan kaki pergi dan balik sejauh 8km untuk sampai ke masjid tersebut tujuannya untuk mendalami ilmu agama dan tatabahasa Arab. Menurutnya, seorang yang ingin mendalami dan menguasai ilmu agama wajib mahir dalam bahasa Arab. Sekiranya kita fasih berbahasa Arab, kita akan dapat memahami Al-Quran dan hadis Nabi.

Baginya berjalan kaki sejauh 8km bukan satu penghalang padanya untuk mencapai cita-citanya untuk menimba ilmu yang berguna. Tok Kenali telah berguru dengan ramai ahli ulama pada ketika itu, berkat didikan daripada guru-gurunya beliau mahir menguasai kitab-kitab Islam dengan baik. Sudah menjadi adat atau tradisi masyarakat Melayu pada ketika itu untuk mengahwinkan anak perempuannya pada usia muda kerana takut dan bimbang jika anak perempuannya kahwin lambat kerana bimbang akan menimbulkan fitnah sekiranya berkahwin lambat. Oleh itu seorang pemuda yang tinggi ilmunya menjadi rebutan kepada orang tua si gadis untuk menjadikan Tok Kenali sebagai menantu. Akhirnya beliau dikahwinkan dengan seorang gadis pada usia beliau 16 tahun, malangnya usia perkahwinannya hanya kekal selama satu tahun sahaja disebabkan kahwin paksa atas kehendak orang tua. Dalam tempoh perkahwinannya yang singkat itu, datuk dan nenek kesayangannya meninggal dunia dan beliau pula telah bercerai dengan isterinya. Lalu beliau telah mengarang sepotong syair nyang berbunyi "Tiada isteri dipelukkan kitab, datuk pula meninggalkan harap". Selepas beliau bercerai dengan isterinya, beliau telah melanjutkan pelajarannya ke Tanah Suci Mekah pada tahun 1887 (1305H) pada umurnya kira-kira 18 tahun, beliau menaiki kapal layar yang sering berulang-alik berdagang di rantau ini. Perjalanan sepatutnya selama 3 bulan tetapi telah menjadi 6 bulan disebabkan layarnya patah ditengah lautan Hindi dan Laut Merah. Oleh kerana terlalu lama di lautan, makanan dan minuman air tawar kehabisan lalu beliau terpaksa meminum air masin lautan Hindi untuk meneruskan perjalanannya ke Tanah Suci Mekah. Sesampainya beliau ke Tanah Suci Mekah, musim haji sudah habis. Selama 7 bulan beliau tinggal di Tanah Suci Mekah tanpa kediaman, hanya menumpang tidur dan berbantalkan lengan di serambi Masjidilharam sahaja. Selepas 7 bulan beliau di sana barulah beliau mendapat tempat tinggal yang lebih baik. Beliau telah menjadi tukang masak kepada kawan-kawannya. Dengan ini beliau mendapat upah dan dapatlah menampung perbelanjaan pengajiannya kerana beliau tidak pernah mendapat kiriman wang daripada ibunya di kampung kerana ibunya hidup susah di kampung. Apabila beliau mempunyai sedikit wang, beliau tidak kedekut untuk membeli kitab-kitab agama bagi membantu pengajiannya. Beliau suka membaca dan mentelaah kitab-kitab dari ulamak-ulamak dan para failasuf islam, beliau banyak membaca dan banyak membuat kajian tentang apa yang beliau pelajari. Pada tahun 1904M, beliau telah melawat Mesir bersama Tuan Guru Wan Ahmad, Encik Nik Mahmud (Datuk Perdana Menteri Paduka Raja Kelantan) dan Haji Ismail Patani. Tujuan lawatan beliau adalah untuk belajar dan mengkaji hal-hal perkembangan pelajaran yang berhubung dengan agama islam di Universiti Al-Azhar dan tempat-tempat pengajian di sekitar kota Kahirah.

Kehidupan beliau di Tanah Suci Mekah amatlah sederhana terutama dari segi pakaian, makanan dan minuman. Beliau hanya mempunyai 2 helai kain sahaja dan beliau memakai baju 'tut' iaitu baju panjang tanpa kain sarung yang menyamai jubah labuh. Makanannya juga serdehana kerana menurut falsafahnya, beliau "makan hanya untuk hidup, bukan hidup untuk makan".Menurut Abdullah Al-Qari (1938), semasa di tanah suci, beliau berpegang kuat kepada falsafah, "membeli apabila penuh saku, berhenti jika tangan kosong, pemberian Tuhan pantang disungkal". Nikmat Tuhan lebih dari bilangan rambut wajib disyukuri. Pelbagai rintangan yang diterimanya di Tanah Suci Mekah dalam usaha untuk mendapatkan ilmu untuk bekalan dalam hidupnya, namun beliau tidak pernah berputus asa atau menyesal sebaliknya sentiasa bersyukur dan memohon limpah kurina Illahi. Beliau pernah menurunkan doa yang sentiasa beliau pohon semasa di Tanah Suci Mekah.

Doa tersebut yang berbunyi:
"Allahu..., wahai Tuhanku, kasihani apalah kiranya kepada aku, hambamu yang datang dari tanah yang jauh menumpang bertenggek di tanah suci dan di serambi Masjidilharam Mu yang mulia. Kasihani wahai Tuhan yang rahman, penuhilah dadaku dan sakuku, banyakkanlah makanan dan tempat kediamanku, gantikanlah nasi buburku dengan nasi keras yang menyegarkan, Lailahhailla antasubhanakainni kumtuminadzalimin. 

Kerana ketulusan hatinya yang suci itu, sentiasa pula merendahkan diri dan sederhana dalam segala hal, setiap doa dan permintaan beliau kepar dimakbulkan oleh Allah S.W.T. Setiap nikmat yang dikurniakan oleh Allah S.W.T sentiasa disyukurinya dan beliau tidak putus-putus berdoa dna memohon pada Allah S.W.T agar dipelihara Allah S.W.T dan mendapat kehidupan yang baik semasa di sana. Akhirnya berkat doanya yang tulus suci itu beliau memperoleh tempat pergantungan yang lebih baik lagi. Dengan ini suasana pengajiannya juga bertambah baik dan sempurna.

Setelah kehidupannya berubah menjadi lebih baik sedikit beliau telah mampu membeli sendiri kitab-kitab agama pengajiannya.Segala ilmu yang di baca dan dipelajarinya tersimpan didalam ingatannya begitu kuat sehingga sukar sekali dilupakan. Inilah satu kelebihan pada beliau yang dikurniakan semenjak beliau dari kecil lagi. Arus kehidupan di rantau orang ada pasang surutnya. Atas desakan ekonomi yang agak genting beliau terpaksa menjual kitab-kitab miliknya dengan sedikit potongan kepada toko-toko buku dari satu masa ke satu masa. Dengan cara itu beliau dapat menggunakan wang tersebut untuk membeli kitab-kitab yang baru pula yang belum dipelajarinya. Penjualan kitab-kitab yang telah habis dibaca dan dipelajarinya sedikit pun tidak merugikan beliau kerana segala isi kitab tersebut telah tersimpan di dalam ingatan dengan kuat. Apabila beliau pulang, beliau Cuma membawa dua buah kitab sahaja iaitu Kitab Maghni Al Baib dan Kitab Asmuni (atau Surah Yassin) berserta ilmu pengetahuan dan kepakaran agama yang bagitu mendalam di dalm dada serta ingatannya.

Tok Kenali telah memperoleh ilmu dari pada banyak tuan-tuan guru dan ulama-ulama besar di Mekah. Guru pembimbing utama Tok Kenali semasa di Mekah yang juga menjadikan Tok Kenali sebagai anak angkatnya ialah Al Alamah Asy Sheikh Wan Ahmad Zain bin Mustafa Al Fatani.


Kepulangan Tok Kenali

Pada tahun 1909M (1327H) beliau pulang ke tanah air selepas menjalani pengajian selama 17 tahun di tanah suci Mekah. Keputusan diambil untuk pulang ke tanah air apabila selepas tuan guru kesayangannya Syeikh Wan Ahmad meninggal dunia di Mekah pada 1906M (1325H). Pada tahun 1911M (1329H) beliau pulang ke tanah air setelah merasai dadanya sudah penuh dengan ilmu pengetahuan dalam yang telah dipelajarinya lebih kurang 25 tahun daripada tuan gurunya. Beliau bertekad untuk mencurahkan segala ilmunya kepada anak bangsanya. Beliau pulang ke tanah air menaiki kapal layar yang menyusuri pantai Arab, Andam, India melalui singapura dan akhirnya tiba di Kelantan. Atas kesedaran dan dorongan oleh ibunya bertapa pentingnya pendidikan yang lebih baik dan tersusun lagi berkesan beliau telah membuka dua buah pusat pengajian sekolah pondok di kampung kelahirannya di kampung Belukar iaitu tempat Masjid Kenali sekarang dalam Mukim Kenali, sebuah tempat pengajian yang kemudiannya menjadi pusat pengajian agama di semenanjung. Di mana beliau tinggal, orang akan berduyun-duyun mengikutinya sehingga pondoknya semakin bertambah besar ekoran bertambahnya bilangan murid beliau. Hasil dari didikan beliau, lahirnya guru-guru agama dari pondok tersebut. Selepas itu guru-guru tersebut membuka pondok pengajian di tempat masing-masing. Selain mengajar di pondok beliau, Tok Kenali juga menjadi guru di Masjid Besar AL-Muhammadi, Kota Baharu. Ketika itu menjadi pusat pengetahuan agama terbesar di Kelantan dan juga dikenali sebagai "Serambi Mekah" sehingga namanya termasyur ke serata ceruk di Semenanjung, Indonesia, Kemboja, Patani dan lain-lain negara. Beliau membahagikan masa mengajar dalam seminggu 3 hari di Masjid Muhammadi di Kota Bharu dan 4 hari di pondoknya. Ramai murid-murid datang belajar di pondok beliau dari seluruh pelusuk negeri dan juga negara. Selain Tok Kenali ada juga guru-guru yang mengajar di pondok tersebut. Murid-murid yang mempunyai kebolehan dalam pelajarannya akan dilantik sebagai seorang pemimpin kumpulan disamping itu kitab-kitab agama dalam tulisan jawi diajarkan kepada pelajar-pelajar dan juga orang-orang kampung. Murid beliau yang pertama ialah Almarhum Tuan Guru Haji Mohd Jebeng (Jambang) dan Almarhum Lebai Ahmad. Kedua-dua murid beliau ini disuruhnya menghafal nahu dan tasrif. Cara-cara Tok Kenali mengajar kepada murid-muridnya agak luar biasa, Tok Kenali mengajar tanpa kitab di hadapannya sedangkan murid-murid mempelajarinya dengan menggunakan kitab di hadapannya. Inilah menunjukkan bahawa Tok Kenali mempunyai daya ingatan yang kuat. Selepas ibunya meninggal, Tok Kenali berhijrah ke Kota Bharu atas permintaan Datuk Paduka Perdana Menteri yang juga kawan baiknyadan mencurahkan sepenuh tenaganya sebagai pengajar utama di Masjid Muhammadi. Dalam pendidikan mencurahkan ilmu beliau berpegang kuat kepada falsafah dakwah, tarbiah dan ilmu perlu di sebarluaskan kepada orang ramai. Sejak itu nama Tok Kenali semakin mekar mengharum dan masyhur sebagai tuan guru yang mahir dalam ilmu nahu, saraf dan tasawuf, tafsir, hadis, tauhid, feqah dan sebagainya. Masa berlalu begitu pantas, nama Tok Kenali masyhur sebagai ulama terbilang dan sebagai wali Allah.S.W.T dan menenggelamkan nama sebenar beliau Mohammad Yusof Ahmad dengan gelaran "Tok Kenali" kekal sehingga ke akhir hayatnya malah sehingga ke hari ini.
Selama 25 tahun hidup menduda dan tinggal sebatang kara, akhirnya beliau mendirikan rumahtangganya sewaktu usianya menjangkau 40 tahun dengan seorang janda muda yang berusia 18 tahun yang bernama Siti Ruqayah. Hasil perkahwinan dengan Siti Ruqayah, beliau dikurniakan 4 orang cahaya mata lelaki. Kesemua anak lelakinya ini berjaya menjadi tuan guru yang berilmu.

Cahaya Mata Tok Kenali

i) Tuan Guru Haji Ahmad (1909-1979)

Anak sulung Tok Kenali yang sempat mendapat bimbingan ilmu daripada ayahnya. Lebih dikenali dengan nama ’Tok Bangkok’, sebab tempat tinggal beliau di kenali bersebelahan dengan pondok penuntut-penuntut dari Siam (Bangkok). Beliau juga seorang guru yang utama dan mengambil alih serta menyanbung usaha murni bapanya dengan mengajar di pondok pengajian peninggalan bapanya. Tok Bangkok memang disenngi oleh semua orang kerana sikapnya yang suka mengambil berat dan sentiasa menyampaikan nasihat dan ajaran walau di mana saja beliau berada. Apa yang menaraik tentang beliau ialah beliau amat disukai oleh kanak-kanak, kerana sikapnya yang pemurah dan suka mengambil hati kanak-kanak. Apabila beliau keluar ke satu-satu tempat, poketnya pasti berisi bungkusan gula-gula yang akan diberikan kepada kanak-kanak yang ditemuinya.

ii) Tuan Guru Haji Muhammad Salleh (1911)
Beliau adalah anak Tok Kenali yang paling lama belajar serta tinggal di Mekah, iaitu meninggalkan kampung halaman kira-kira 6 tahun sebelum Tok Kenali meninggal dunia. Iaitu kira-kira pada tahun 1927M (1347H). Beliau terus menetap di sana dan menjadi salah seorang tenagn pengajar di Masjidilharam, Mekah. Beliau juga adalah seorang pengarang dan telah mengarang lebih 60 buah kitab dan pelbagai risalah agama. Setiap tahun tidak kurang dari dua atau tiga hasil cipta karangannya akan dikirimkan ke tanah air untuk dicetak.
Pada tahun 1962M (1382H) beliau telah bekunjung ke tanah air bat beberapa ketika dan membuat lawatan ke beberapa buah negeri di Malaysia Barat sambil menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang sebenar berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Beliau menetap di Tanah Suci Mekah sebagai guru pengajian Quran di salah sebuah sekolah Arab di Kota Mekah. Beliau juga pandai memasak seperti almarhum bapanya, Tok Kenali.

iii) Tuan Haji Mahmud (1913M)
Anak Tok Kenali yang ketiga ini tidak kurang juga handal ilmu agamanya. Pernah menjadi khatib sambilan di masjid peninggalan bapanya di Kubang Kerian dan seorang yang kerap berpidato, memberi nasihat dan pengajaran di samping menguruskan perniagaannya sendiri.

iv) Tuan Haji Abdullah Zawawi (1926M)

Akhlak dan Peribadi Terpuji Tok Kenali

Kemasyhuran Tok Kenali sebagai ulama besar, namun terkenal juga sebagai seorang tokoh yang mempunyai sifat-sifat terpuji dan amalan yang amat baik dan menjadi contoh tauladan kepad umat Islam yang lain. Antara sifat-sifat terpuji dan amalan istimewa beliau ialah:
  • Beliau sangat menghormati dan memuliakan ibunya dan selalu memohon restu kepada ibunya sebelum melakukan sesuatu perkara yang baru. Beliau sentiasa memberitahu perkara gembira kepada ibunya selam beliau berada di Tanah Suci Mekah.
  • Beliau tidak pernah merandah-rendahkan orang lain. Contohnya tidak merendahkan murid-muridnya yang lemah dalam pelajaran kerana beliau menganggap bijak atau lemahnya seseorang itu adalah kurniaan Illahi.
  • Seorang yang zuhud, sentiasa merendah diri, sangat pemurah dan suka menderma terutamanya kepada orang fakir dan miskin.
  • Sentiasa menerima undangan dan jemputan, tidak pernah menolak jemputan atau hajat orang ramai kecuali beliau dalam keuzuran.
  • Beliau suka beriktikaf di masjid, berzikir, memperbanyakkan ibadat dan kurang tidur.
  • Menggemari kata-kata hikmat, kata-kata sakti dan syair-syair Arab.
  • Kerap menulis di atas tapak tangan kerana menganggap tapak tangan adalah sebagai meja yang kecil.
  • Beliau seorang penyabar, tidak lekas marah, tidak pernah memukul atau merotan anak-anaknya. Anak-anaknya disuruh tanpa perintah, cukup dengan contoh perbuatannya sahaja.
  • Gemar membaca buku-buku agama, cerita-cerita agama dan majalah-majalah ilmiah di mana-mana sahaja beliau berada.
  • Rela berkorban. Sentiasa mengorbankan wang demi ilmu pengetahuan malah pernah membayar sebuah kitab dengan harga puluhan ringgit semata-mata kerana di dalamnya terdapat beberapa perkataan yang baru kepadanya.
  • Tidak mahu mengambil kembali barang-barang miliknya yang tercicir dan dijumpai oleh orang lain walaupun orang tersebut memulangkan kepada beliau kerana menganggap barang tersebut adalah rezeki orang yang menjumpainya.
  • Mempunyai daya ingatan yang cukup kuat. Iaitu sentiasa mengingat setiap masalah yang ditanya kepada beliau walaupun orang yang bertanya itu sendiri sudah lupa. Beliau juga mampu menceritakan dengan baik segala apa yang sudah dibacanya sebelum itu. Menutup kitab pengajarannya tanpa menandakan tempat berhenti tetapi sebulan kemudian dapat terus membuka dengan tepat bahagian atau mukasurat yang beliau hentikan.
  • Suka berjalan kaki sebagai satu latihan untuk melenyapkan perasaan sombong, bongkak dan megah.
  • Suka membuat sendiri pekerjaan tanpa meminta pertolongan orang lain. Contohnya pergi ke pasar sendiri dan apabila pulang bakulnya penuh berisi dengan pemberian orang.
  • Tidak pernah menolak sebarang pemberian orang kepadanya.
  • Pakaiannya cukup sederhana iaitu hanya sehelai kain pelikat, kadang-kadang berbaju jubah dan kadang-kadang tidak. Kepalanya pula sering terbuka atau kadang-kadang berlilit serban putih yang panjang. Jelas menunjukkan peribadi seorang wali atau ahli tasawuf atau ahli sufi.
  • Di dalam kehidupan sehari-hari sentiasa membaca surah Al-Ikhlas dan lidahnya sentiasa basah dengan zikir-zikir memuji nama Allah S.W.T dan juga selawat ke atas junjungan Nabi Muhammad S.A.W.
  • Selalu berdoa dengan doa yang bersumberkan doa daripada Imam Al-Ghazali, seorang filosof Islam yang terkenal.
Inilah akhlak dan peribadi yang ada pada Tok Kenali, ketinggian dan kemuliaan budi pekerti yang dimiliki oleh Tok Kenali hasil daripada ilmu yang di pelajarinya iaitu ilmu Tarekat dan penghayatan ilmu Tasawuf dalam dirinya.


Detik-detik Akhir Hayat Tok Kenali

Pada akhirnya hayatnya, Tok Kenali diserang sakit kaki secara tiba-tiba. Semakin hari semakin sakit. Empat bulan kemudian sakitnya masih tidak berkurang malah semakin merebak dan memburuk pada kakinya. Saat itu beliau tidak dapat berjalan, sekadar bergerak di dalam rumah sahaja. Namun tidak pernah keluar keluhan atau kekesalan dari mulut Tok Kenali. Apabila terasa sakit digosoknya dengan tangan sahaja, hingga akhirnya kaki beliau berulat. Apabila anak muridnya yang hendak mengeluarkan ulat kakinya, beliau tidak membenarkan anak muridnya mengeluarkan ulat tersebut. Beliau berkata "Biarlah, ulat ini pun suatu penghidupan semacam kita jua, ia juga mahu makan seperti kita makan" (Abdullah Al-Qari 1938:96). Malah pernah mendengar cerita, beliau pergi mandi di perigi, ulat di kakinya yang sakit itu terjatuh, lalu beliau memanggil muridnya untuk mengambil dan meletakkan kembali ulat tersebut ke tempat asalnya pada kaki beliau.
Sewaktu beliau menderita sakit, orang ramai bertali arus datang berduyun-duyun dan tidak putus-putus menziarahi beliau pagi dan petang. Selama dua bulan beliau berada di dalam kesakitan yang amat sangat, maka Tok Kenali menghembuskan nafasnya yang terakhir meninggalkan alam yang fana ini menuju ke alam barzakh pada hari Ahad 19 November 1933M (2 Syaaban 1352H) dalam usianya 65 tahun. Jenazahnya diziarahi oleh tidak kurang dari 2500 orang yang datang dari seluruh pelusuk dan disembahyangkan oleh lebih daripada 1000 orang. Beliau dikebumikan di tanah perkuburan yang sekarang terkenal dengan nama "Kubur Tok Kenali" kilometer 5 jalan Pasir Puteh, Kota Bharu, tidak jauh dari istana negeri. Kuburnya selalu diziarahi oleh Duli Yang Maha Mulia Al-Marhum Sultan Ibrahim (nenekanda kepada Duli Yang Mulia Sultan Ismail Petra). Sehingga ke hari ini kubur Tok Kenali diziarahi oleh ramai murid-murid beliau yang ada berselerak di seluruh negara dan juga pelawat-pelawat.

Selepas 32 tahun pemergian Tok Kenali, diikuti pula oleh isterinya Hajah Roqayah yang meninggal di Tanah Suci Mekah pada 26 Muharam 1384H (1964M). Setelah beliau menghidap penyakit mati sebelah tubuh selama lebih kurang 2 tahun iaitu bermula pada tahun 1382H (1965M).

Jasa dan Bakti Tok Kenali

Beliau banyak berjasa kepada dunia Islam khasnya masyarakat Islam. Beliau telah menyumbangkan baktinya di kampungnya sendiri sebelum mendalami ilmu agama di Tanah Suci Mekah.Sekembalinya dari Tanah Suci Mekah, beliau terus berbakti mengajar murid-muridnya sehinggalah ke akhir hayatnya. Terlalu banyak sumbangan dan jasa beliau telah dicurahkan tidak terkira banyaknya ilmu yang telah diturunkan kepada murid-muridnya.
Antara sumbangan yang besar beliau ialah:


  • Mendirikan pondok dan memberi galakan kepada sistem pondok. Walaupun sistem pondok ini telah wujud sebelum zaman beliau lagi namun telah disemarakkan oleh beliau dengan sistem penyampaian yang baru iaitu pelajaran secara berhalaqah, (melantik seorang murid yang lebih pandai untuk menjadi kepala telaah dalam kumpulannya). Beliau juga mendirikan "Jam’iyyah Al-Asriyyah" sebagai tempat perbincangan ilmu.

  • Melahirkan sistem menghafal dalam pembelajaran agama. Sistem ini digunakan dalam bidang bahasa Arab, Ilmu Tauhid, Fekah, Tasawuf dan Tafsir Al-Quran.
  • Memberi pengajaran dan kefahaman mengenai kitab-kitab Arab dan Melayu. Bidang-bidang tersebut ialah bahasa Arab, Tauhid, Fekah, Tasawuf dan Tafsir Al-Quran.

         Harimau mati meninggalkan belang,
         Manusia mati meninggalkan nama,
        Jasa dan bakti selalu dikenang,
        Amalannya mengikut pegangan agama.

  • Melahirkan ’Angkatan Ulama’ yang menceburkan di dalam pelbagai bidang ilmu. Contonya bidang Tauhid (Almarhum Tuan Guru Haji Ya’kub bin Ismail Legor, Tuan Guru Syeikh Salih Tok Kenali. Almarhum Tuan Guru Haji Ahmad Tok Kenali. Bidang Fekah (Almarhum Tuan Guru Haji Abdullah Tahir Bunut Payung, Tuan Guru Haji Solahuddin Pulau Pisang dan ramai lagi). Bidang Tasawuf (Almarhum Tuan Guru Haji Ya’kub bin Ahmad Lorong Gajah Mat, Almarhum Tuan Guru Haji Daud bin Haji Umar Bukit Abal). Bidang Tafsir (Doktor Asy-Syeikh Muhammad Idris Al-Marbawi, Almarhum Datuk Haji Hassan Yunus). Bidang Hadis (Doktor Asy-Syeikh Muhammad Idris Al-Marbawi). Bidang bahasa Arab (Haji Ali Salaahuddiin Al-Ibtida’iyyah atau Tok Sibawaih), bidang perkamusan, bidang sejarah dan juga bidang falak.
  • Melahirkan "Angkatan Pendakwah" atau ulama yang membuka pondok. Antaranya ialah Almarhum Tuan Guru Haji Abdullah Tahir (Bunut Payung), Almarhum Tuan Guru Haji Ya’kub (Legor – Selatan Thailand), Almarhum Tuan Guru Haji Zainal ’Abidin (Sura, Dungun, Terengganu), Almarhum Tuan Guru Haji Salaahuddin (Pulau Pisang), Tuan Guru Haji Hasbullah dan Tuan Guru Haji Md. Nor (Buk, Ketereh).
  • Pengasas Sekolah Arab, iaitu Almarhum Asy-Syeikh Uthman Jalaaluddin Al-Kelantani yang membuka Madrasah Manaabi’ Al-Uluum, Bukit Mertajam, Pulau Pinang.
  • Melahirkan golongan yang menjadi mufti seperti Saahib Al-Fadhilah Almarhum Datuk Haji hmad Mahir (Bekas Mufti Kelantan), Saahib Al-Fadhilah Datuk Haji Ismail Yusof (Timbalan Mufti Kelantan dan Saahib Al-Fadhilah Almarhum Tuan Haji Hasan (Bekas Mufti Melaka).
  • Melahirkan ahli politik, iaitu Almarhum Datuk Haji Hasan Al-Azhari (Bekas Menteri Besar Johor).
  • Mendorong pembukaan sekolah-sekolah Melayu, ini mamandangkan segala urusan kemajuan kampung terutama yang berkaitan dengan pelajaran akan dirujuk kepada beliau terlebih dahulu. Di mana pada tahun 1920M Sekolah Melayu Kubang Kerian berjaya didirkan.
  • Tok Kenali juga dipercayai pernah mengumpul dan menyimpan hasil kesusteraan Melayu Klasik iaitu "Cetera Raja Muda".




Rujukan Dari :

Siapakah beliau Al-Habib Salim Bin Hafidz Bin Syeikh Abu Bakar Bin Salim Qaddasallahu Sirrahu...

Al-Habib Salim Bin Hafidz Bin Syeikh Abu Bakar Bin Salim Qaddasallahu Sirrahu...

 

 

Beliau adalah datuk kepada Habib ‘Umar bin Muhammad Bin Hafiz yang masyhur dewasa ini. Beliau lahir di Bondowoso, Pulau Jawa pada 25 Syawwal 1288H / 6 Januari 1872M. Kemudian beliau dibawa ayahandanya balik ke Kota Misythah, Hadhramaut ketika beliau berusia kira-kira 8 tahun. Beliau menerima didikan awal daripada ayahnya dan beberapa ulama di Kota Misythah antaranya dengan Mu’allim ‘Abud bin Sa’id BaSyu’aib dan Mu’allim ‘Abdullah bin Hasan BaSyu’aib. Pada 1304H, beliau meneruskan pencarian ilmunya dengan mendatangi Kota Tarim al-Ghanna. Di kota berkah ini, beliau menimba pengetahuan agama daripada para ulama di sana antaranya Mu’allim ‘Abdullah bin Ahmad BaGharib dan Habib ‘Abdur Rahman bin Muhammad al-Masyhur. Selain Kota Tarim, beliau turut mengadakan perjalanan sama ada untuk mendalami ilmunya juga untuk menyebarkan ilmu dan dakwah ke Seiwun, Du’an, al-Haramain, Zanzibar, Mombasa, India dan tidak ketinggalan tanah kelahirannya, Pulau Jawa.

Di negeri-negeri yang dikunjunginya, beliau tidak melepaskan peluang untuk mengadakan pertemuan dan menjalinkan hubungan dengan para ulama dan awliya’ yang menetap di sana. Hasil pertemuan dan hubungan ini, baik berupa wasiat, nasihat dan ijazah beliau kumpulkan dalam satu catatan yang dinamakannya “Minhah al-Ilah fil ittishal bi ba’dhi awliya“. 

Habib Salim terkenal sebagai seorang ulama yang bersifat khumul yang tidak suka namanya dikenali orang. Apa yang penting baginya ialah keridhaan Allah s.w.t., dan bukannya penghargaan manusia. Di akhir hayatnya, sifat khumul ini semakin terserlah bila beliau sentiasa berusaha bersungguh-sungguh untuk menyembunyikan dirinya dalam majlis-majlis umum dengan duduk di shaf yang paling belakang. Beginilah sikap beliau sehingga beliau dipanggil pulang ke rahmatUllah pada tahun 1387H di Kota Misythah. Walaupun beliau tidak meninggalkan karya ilmiyyah yang banyak, tetapi perjuangannya diteruskan zuriatnya antaranya oleh anakandanya Habib Muhammad bin Salim dan kini teruskan oleh cucu-cucunya Habib ‘Umar bin Muhammad dan Habib ‘Ali Masyhur bin Muhammad. Moga rahmat Allah sentiasa dicucuri ke atas roh beliau dan ditempatkan beliau bersama nendanya Junjungan Nabi s.a.w. … al-Fatihah.

Siapakah Beliau Al-Hafiz Al-Mufassir Al-Habib Umar Qaddasallahu Sirrahu...


Al-Hafiz Al-Mufassir Al-Habib Umar Qaddasallahu Sirrahu...

Latar Belakang al-Alamah al-Habib Umar al-Hafiz
Al-Alamah al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Abdullah bin Abi Bakar bin Idrus bin Umar bin Idrus bin Umar bin Abi Bakar bin Idrus bin al-Husin bin al-Shaikh Abi bakr bin Salim bin Abdullah bin Abd. al-Rahman bin Abdullah bin al-Sheikh Abd. al-Rahman al-Saqaf bin Muhammad Maulay al-Duwailah bin Ali bin Alawi bin Muhammad sahib al-saumiah ibn Alawi bin Abdullah bin al-Imam al-Muhajir ila Allah Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Aridhy bin Jafar al-Sadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zain al-Abiddin bin al-Husin al-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib dan anak Fatimah al-Zahra’ binti Saidina Muhammad Khatam al-Nabiyin selawat, salam dan keberkatan ke atasnya dan ke atas mereka seluruhnya
Dilahirkan di Bandar Tarim, Hadramaut Negara Republik Yaman sebelum fajar hari Isnin 4 Muharam 1383H bersamaan 27 Mei 1963M. Mendapat pendidikan awal daripada bapanya yang ketika itu menjawat jawatan mufti di Tarim. Seterusnya menerima ilmu daripada ulamak-ulamak Hadramaut yang ada pada masa itu, antara guru beliau yang utama ialah al-Habib Salim bin Abdullah al-Shathry. Bermula tahun 1402H bersamaan 1982M al-Alamah al-Habib Umar berulang-alik ke al-Haramain al-Sharifain untuk menimba ilmu dan tarbiyah daripada al-Imam al-Arif al-Daiyah al-Habib Abd al-Qadir bin Ahmad al-Saqaf, al-Arif al-Daiyah al-Habib Ahmad bin Taha al-Hadad, al-Arif al-Alamah Abi Bakar al-Athas bin Abdullah al-Habasi dan beliau menerima ijazah al-Asanid daripada al-Musnid al-Shaikh Muhammad Yasin al-Fadany dan al-Alamah Muhadith al-Haramain al-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliky dan ulamak-ulamak lain.
Beliau mula mengajar dan melaksanakan tugasan dakwah Islam ketika berusia 15 tahun disamping meneruskan pengajian secara talaqi. Berdakwah, mengajar dan belajar telah sebati dalam jiwa beliau. Pada tahun 1414H bersamaan 1994M apabila kembali ke tanah tumpah darahnya, beliau telah mengasaskan sebuah pusat pendidikan Islam yang diberi nama “Dar al-Musthafa” di Bandar Tarim Hadramaut. Ini berikutan daripada pelajar-pelajar yang datang dari beberapa Negara Islam untuk menerima didikan daripada beliau. Diperingkat awal penubuhan Dar al-Mustafa diasaskan atas beberapa matlamat seperti berikut:-
1. Menimba ilmu syariat dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya secara talaqi daripada guru-guru yang berkeahlian dalam bidang tersebut berserta sanad mereka
2. Membersihkan jiwa serta mendidik akhlak
3. Mengarusperdanakan ilmu-ilmu yang bermanafaat serta dakwah kepada Allah.
Akhirnya Dar al-Musthafa mampu membangunkan tapak pengajian sendiri yang dinobatkan secara rasmi sebagai sebuah pusat pengajian dan pendidikan Islam pada 29 Zu al-Hijjah bersamaan 6 Mei 1997. Kini Dar al-Mustafa begitu mendapat perhatian daripada pelajar-pelajar seluruh dunia Islam, ditambah pula graduan-graduannya telah diiktiraf oleh al-Azhar al-Sharif dan kebanyakan universiti terkemuka dunia Islam.
Al-Alamah al-Habib Umar al-Hafiz telah banyak menbuat lawatan dakwah Islami dan menyampaikan ilmu syarak ke negara-negara Islam lain seperti Syria. Mesir, Sudan, Pakistan, Indonesia, Brunei Darussalam dan Negara kita Malaysia saban tahun
Rujukan : Pondok Pasir Tumboh al-bakriah

Guruku Yang Mulia Al-Musnid Syeikh Muhammad Fuad Bin Kamaludin Al-Maliki Al-Azhari

Assalamu'Alaikum W.B.T...

Jejak Ulama' - Al-Musnid Syeikh Muhammad Fuad Bin Kamaludin Al-Maliki Al-Azhari 



Jejak Ulama.

Hari ini kita berkenalan dengan seorang ‘alim yang bersungguh-sungguh memberikan perhatian kepada ilmu, kitab-kitab turast, sanad dan ijazah. Beliau ialah al-Musnid Syeikh Muhammad Fuad b. Kamaludin al-Maliki al-Azhari Hafizahullah.

Memberikan sumbangan yang amat besar kepada Umat Islam Malaysia. Pernah menerima Anugerah Khas Maal Hijrah Negeri Sembilan 1427 Hijriyyah. Pelopor kepada Yayasan Sofa Negeri Sembilan, Madrasah Husainiah, Madrasah Hasaniah, Pusat Tahfiz al-Quran dan Hadith, Darul Maliki dan penubuhan Universiti al-Azhar (Cawangan Malaysia).

Antara kitab-kitab yang pernah beliau mengajar ialah:
~Tafsir Jalalain, Tafsir Nur al Ihsan, Al Syifa’ bi Ta’rif Huquq al Mustofa, Al Syamail al Muhammadiah, Al Azkar Imam Nawawi, Nasoih al Diniyyah wa al Wasaya al Imaniyyah, Aqidah al Awam, Aqidah Islam Imam al Ghazali, Safinah al Najah, Hikam Ibni Ataillah, Hikam Abi Madyan, Hikam Ibni Raslan, Minhaj al Abidin, Qatr al Ghaithiyyah, Tanbih al Ghafilin, Munyah al Musolli , Hidayah al Salikin, Tuhfah al Gharaibin dan lain-lain lagi.

Berikut merupakan sebahagian pengenalan terhadap syeikh, sebagaimana yang telah ditulis oleh anak murid iaitu Ust Mujahid b. Abdul Wahab di dalam bukunya yang berjudul: “Syeikh Muhammad Fuad al-Maliki yang ku kenali” :
“..Syeikh Muhammad Fuad al Maliki adalah seorang ulama’ yang begitu menitikberatkan pengajian ilmu secara bersanad dan bertalaqqi kerana ia adalah warisan ulama’ dan salafussoleh yang mulia. Oleh yang demikian, beliau telah mengembara ke merata tempat dan mengorbankan wang yang banyak demi memperolehi sesuatu ilmu serta menghubungkan rantaian sanad yang bersambungan dengan ulama’ seterusnya kepada Rasulullah.

Beliau telah bermusafir ke negara-negara Islam seperti Mesir, Sudan, Syria, Lubnan, Palestin, Emiriah Arab Bersatu, Makkah, Madinah, Turki, Indonesia, Singapura dan lain-lain untuk tujuan itu dan telah mendapat redha dan restu daripada ramai tokoh-tokoh dan jaguh ulama’ Islam dalam bidang ilmu dan dakwah. Daripada merekalah beliau memohon tunjuk ajar, nasihat dan doa agar diberikan taufiq dan kekuatan dalam meneruskan agenda dakwah dan melangsungkan kesinambungannya.

Dari kaca mata beliau, seseorang pendakwah itu haruslah dilengkapi dengan beberapa perkara iaitu ilmu, kecemburuan terhadap agama serta apa yang lebih utama lagi ialah keizinan dan sanad daripada para masyayikh untuk menjalankan usaha dakwah dan tarbiah.
Syeikh Muhammad Fuad al Maliki juga adalah seorang ulama’ yang amat memuliakan para guru dan masyayikhnya. Beliau sentiasa merendahkan diri di hadapan mereka serta sanggup menggadaikan masa, tenaga dan harta demi memenuhi permintaan dan mendamba keredhaan mereka.

Disebabkan sifat sodiq dan amanahnya itu, Allah telah melimpahkan keberkatan ilmu dan futuh terhadapnya serta mencampakkan perasaan kasih ke dalam hati anak-anak murid juga insan-insan yang mendampinginya.

Syeikh Muhammad Fuad al Maliki juga memilik keistimewaan yang tidak dikongsi oleh kebanyakan insan yang lain. Beliau amat dikasihi oleh para gurunya dan perkara ini dibuktikan dengan perhatian khusus yang diberikan oleh para masyayikh terhadapnya. Nikmat ini adalah sebesar-besar nikmat yang tidak dikongsi oleh beliau dengan rakan-rakannya yang lain. Kasih para masyayikhnya yang mendalam ini telah banyak memberikan kekuatan serta memandu kehidupan beliau.

Setiap ulama’ dari serata dunia Islam sama ada yang ditemuinya di luar negara mahupun yang datang menziarahinya di Malaysia, akan menyatakan hasrat mereka untuk mengambil beliau sebagai muridnya. Begitu juga mereka berharap agar anak-anak murid beliau dapat melanjutkan pengajian di madrasah-madrasah yang diasaskan oleh mereka sama ada Makkah, Syria, Yaman dan lain-lain lagi.

Di antara para masyayikh yang telah banyak mencurahkan ilmu, nasihat, sanad dan ijazah kepada beliau ialah:

~DARI MESIR

SYEIKH ABDULLAH AL SYURA:
~Di antara kitab yang dipelajari daripadanya ialah Tuhfah al Murid ‘ala Jauharah al Tauhid, Syarah Ibni ‘Aqil dan Kifayah al Akhyar di rumahnya pada setiap pukul enam pagi.

SYEIKH MAHMUD AL ADAWI:
~Imam Besar Masjid Syeikhah Sobah di Tanta, Mesir – Iqaz al Himam fi Syarh al Hikam, Qalyubi wa ‘Umairah, al Hawi li al Fatawi, Qatr al Nada wa Bal al Soda dan Syuzur al Zahab di Pejabat Masjid Syeikhah Sobah.

SYEIKH HUSAIN AL DARWISYI:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki belajar kitab Kifayah al Akhyar di Pejabat Fatwa Masjid Sayyid Ahmad al Badawi. Di sinilah, Syeikh Muhammad Fuad al Maliki bergaul dengan ulama’ al Azhar dan mengetahui selok belok mengeluarkan fatwa. Jika Syeikh Husain mempunyai suatu urusan dan tidak dapat mengajar, maka beliau akan menyuruh rakan-rakannya dari kalangan syeikh-syeikh yang lain supaya mengajar Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.
Beliau amat menyayangi Syeikh Muhammad Fuad al Maliki. Setelah selesai belajar, Syeikh Muhammad Fuad al Maliki menghadiahkan kepadanya sagu hati dan manis-manisan sebagai tanda terima kasih seorang murid. Namun, beliau tidak menerimanya dan mengembalikan semula pemberian tersebut. Beliau hanya menerimanya setelah didesak oleh Syeikh Muhammad Fuad al Maliki tetapi diserahkannya semula kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dan kemudian mengucup dahi Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sebagai tanda kasihnya.

SYEIKH WAJIHUDDIN AL TURKI:
~Beliau berasal dari Turki tetapi keluarganya berpindah ke Tonto, Mesir selepas kejatuhan Empayar Uthmaniah. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki mempelajari kitab Tuhfah al Murid ’ala Jauharah al Tauhid dengannya di rumah yang disewa oleh Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

SYEIKH MUHAMMAD IBRAHIM AL ASYMAWI: ~Beliau belajar kitab al Tuhfah al Saniyyah fi Syarh Matan al Ajrumiah dan mempelajari ilmu I’rab di Masjid Sayyid Ahmad al Badawi dan Masjid Syeikhah al Sobah dengannya.

DR. ALI JUMA’AH:Mufti Kerajaan Mesir:
~Sohih Muslim dan Jam’u al Jawami’ di Masjid al Azhar.

SYEIKH ABDUL GHANI IBN SOLEH AL JA’FARI:
~Beliau mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki Tariqat al Ja’fariah al Ahmadiah al Muhammadiah dan sanad ayahandanya, Imam Besar Masjid al Azhar, Syeikh Soleh ibn Muhammad al Ja’fari. Beliau juga telah menghadiahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki tasbih, sajadah dan kopiah ayahandanya, Syeikh Soleh al Ja’fari.

DR. JUDAH AL MAHDI AL HUSAINI:
~Beliau merupakan Naib Rektor al Azhar. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki belajar daripadanya secebis daripada Tafsir Fakhruddin al Razi dan ilmu Tasawwuf. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki juga telah diijazahkan dengan sanad-sanad ilmu dan mengambil ba’iah Tariqat al Naqsyabandiah daripadanya.

SYEIKH ABDUL SALAM ABU AL FADHL AL HASANI:
~Beliau telah mentalqinkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki zikir Tariqat al Syazuliyyah dan Hizib al Bahr.
Beliau merupakan seorang auliya’ Allah yang hebat dan mempunyai kasyaf yang tajam pada ketika itu. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki menceritakan, semasa pergi mengerjakan solat Jumaat bersama rakan-rakannya, salah seorang daripada mereka tidak mengerjakan solat Subuh. Dengan ketajaman kasyaf yang dimilikinya, beliau tiba-tiba memotong tajuk asal khutbahnya dan masuk kepada tajuk Kepentingan Solat Subuh.

DR. AHMAD UMAR HASYIM:
~Mantan Rektor al Azhar. Beliau telah mentalqinkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki tiga buah hadith berkaitan rahmah dan belas kasihan.
Beliau juga mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad sanad-sanad ilmu yang beliau terima daripada Syeikh Muhammad Yasiin ibn Isa al Fadani, Sayyid Muhammad ibn Alawi al Maliki, Imam al Akbar Dr. Abdul Halim Mahmud dan lain-lain. Beliau juga tidak ketinggalan mengijazahkan Syeikh Muhamad Fuad al Maliki segala kitab karangannya terutama syarah Sahih al Bukhari yang bertajuk Faidh al Bari sebanyak 15 jilid.

AL MUHADDITH DR. MAHMUD SA’ID MAMDUH:
~Penyelidik di Pusat Penyelidikan Islam Dubai. Beliau telah menulis ijazah untuk Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dan telah memunawalahkan kitabnya yang bertajuk al Ta’rif sebanyak 6 jilid, al Bayan yang mensyarahkan al Muhazzab karangan Imam al Syairazi dan kitab-kitab lain. Beliau juga telah menasihati Syeikh Muhammad Fuad al Maliki supaya menguasai bahasa Arab dengan sedalam-dalamnya.

SAYYID MUSTAFA IBN AHMAD AL SYARIF AL HASANI:
~Beliau ialah Syeikh Tariqat al Ahmadiah al Idrisiyyah di Mesir. Menetap di Darau Aswan, Selatan Mesir. Penduduk di sana memanggil beliau dengan gelaran Abu Hasyim yang bermaksud ayah yang suka menjamu makanan kerana beliau bersifat sangat pemurah kepada faqir miskin dan sentiasa membantu kehidupan mereka. Beliau telah memakaikan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dengan Khirqah Sufi, dengan sanadnya daripada ayahandanya Sayyid Ahmad al Syariif, daripada Sayyid Muhammad al Syariif, daripada Sayyid Abdul ‘Ali daripada Sayyid Ahmad ibn Idris al Hasani. Beliau juga mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki segala karangan murid-murid Sayyid Ahmad ibn Idris terutamanya karya-karya Sayyid Uthman al Mirghani.

SAYYID MA’MUN IBN SAYYID ABDUL QADIR AL HASANI:
~Beliau ialah Syeikh Tariqat al Ahmadiah di Kaherah dan beliau sentiasa mengadakan majlis Hadharah di Masjid Sayyiduna Husain.

SAYYID IDRIS IBN SAYYID MUSTAFA AL HASANI:
~Beliau telah memakaikan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki Khirqah Sufi dan menggelarkannya dengan al Ahmadi.

SAYYID IDRIS IBN ABDUL RAHIM AL IDRISI:
~Khadam Masjid Sayyid Ahmad di Zainiyyah, Luxor, iaitu tempat Sayyid Ahmad ibn Idris pernah menerima Tahlil Khusus daripada Rasulullah.

AL MUHADDITH SYEIKH MUHAMMAD IBN IBRAHIM AL KATTANI:
~Beliau merupakan seorang muhaddith di negara Mesir. Dr. Umar Abdullah Kamil berkata mengenainya, “Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang sealim beliau di dunia ini. Kebanyakan kandungan syarahannya tidak terdapat di dalam kitab-kitab kerana ilmunya diambil terus daripada Allah.” Beliau pernah menyatakan, bahawa beliau menjadi sedemikian setelah bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah memberikannya kitab karangan Syeikh Yusuf ibn Ismail al Nabhani yang bertajuk Hujjah Allah ‘ala al ‘Alamin. Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya, “Semoga Allah membuka ke atas kamu segala sesuatu.”
Beliau mempunyai ramai guru; di antaranya ialah ayahandanya sendiri, Syeikh Ibrahim ibn Abdul Ba’ith. Beliau mengambil Tariqat al Syazuliyyah daripada ayahandanya ini. Di antara gurunya yang lain ialah Syeikh Soleh ibn Muhammad al Ja’fari, Imam Masjid al Azhar. Daripada Syeikh Soleh beliau mengambil Tariqat al Ahmadiah al Idrisiah. Beliau pernah menceritakan pengalaman dengan gurunya ini kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dengan menyatakan bahawa beliau pernah pergi ke majlis pengajian Syeikh Soleh untuk meminta ijazah Hizib al Saifi. Namun, beliau merasa rendah diri untuk memintanya. Tetapi, tiba-tiba Syeikh Soleh berkata kepada ahli majlis pengajiannya bahawa Hizib Saifi ini telah diijazahkan kepada semua keturunan Sayyiduna Ali t. Dengan perkataan Syeikh Soleh itu, bererti beliau telah mendapat ijazah tersebut kerana beliau adalah dari keturunan Sayyiduna Husain.
Di antara gurunya juga ialah Abu al Faidh al Kattani. Daripada gurunya ini, beliau mengambil Tariqat al Kattaniah yang dengannya beliau dinisbahkan dengan gelaran al Kattani.
Di antara gurunya juga ialah al Muhaddith Syeikh Abdullah Siddiq al Ghumari. Pada suatu ketika dulu, beliau pernah belajar bersama-sama Dr. Ali Jum’ah yang merupakan Mufti Mesir sekarang ini, dengan Syeikh Abdullah al Ghumari. Semasa belajar, beliau sering membetulkan bacaan Dr. Ali Jum’ah yang salah.
Di antara gurunya lagi, iaitu sanad beliau yang tertinggi ialah al Musnid Syeikh Abdul Hayy al Kattani. Daripada gurunya ini, beliau meriwayatkan kitab sanadnya yang bertajuk Fahras al Faharis yang di dalamnya mengandungi senarai 700 orang gurunya. Beliau adalah antara guru yang amat dikasihi oleh Syeikh Muhammad Fuad al Maliki, begitu jugalah beliau. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki telah membaca kesemua kandungan kitab Jiyad al Musalsalaat karangan Imam Sayuti, al Iqd al Thamin karangan Imam al Ajluni t, Manzumah Aqidah Awam karangan Imam al Marzuqi, Matan Mustalah hadith al Imam al Baiquni dan sebahagian daripada Syamail al Muhammadiyyah Imam al Tirmizi dan Hikam Ibni Ata’illah al Sakandari dengannya. Beliau telah menulis ijazah khusus untuk Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sebanyak dua kali.

SYEIKH USAMAH SA’ID:
~Beliau telah meriwayatkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki Hadith Musalsal bi al Awwaliyyah dan Membaca surah al Saf.

PROF. DR. SA’AD JAWISH:
~Beliau ialah seorang profesor hadith di Universiti al Azhar dan telah menulis ijazah khusus kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki

AL ALLAMAH SYEIKH ISMAIL IBN SODIQ AL ‘ADAWI, Imam Jami’ al Azhar:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki amat terkesan dengan ilmu-ilmu dan khutbah Jumaat yang disampaikan oleh beliau di Masjid al Azhar dan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sentiasa melaziminya. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah menegaskan, beliau merasakan zauq dan wujdan apabila mendengar khutbahnya kerana khutbahnya adalah ilham daripada Allah. Kenapa tidak beliau dianugerahkan nikmat sedemikian kerana beliau merupakan cucu kepada Abi al Barakat al Dardir. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki juga pernah mendengar pengajaran kitab al Syamail al Muhammadiah daripadanya.

AL MUHADDITH AL MU’AMMAR SYEIKH SA’AD BADRAN:
~Beliau telah meriwayatkan Hadith Musalsal bi al Awwaliyyah kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dan mengijazahkan sanadnya yang tinggi di rumahnya di Dumyat Mesir. Beliau meriwayatkannya daripada syeikhnya, Abi al Nasr al Qauqaji, daripada ayahandanya Abi al Mahasin al Qauqaji, daripada al Sayyid ‘Abid al Sindi dengan sanadnya yang sampai hingga kepada Rasulullah.
Begitu juga Syeikh Abi al Nasr al Qauqaji meriwayatkan daripada al Syeikh Muhammad ibn Ahmad Yusuf al Bahi al Misri al Maliki al Azhari, daripada al Hafiz al Sayyid Abi al Fadhl Muhammad Murtadha al Zabidi dengan sanadnya yang sampai kepada Rasulullah.

AL MUHADDITH AL SUFI SYEIKH AHMAD IBN DARWISH:
~Beliau merupakan anak angkat kepada al Muhaddith Sayyid Abdullah al Ghumari t. Beliau telah digelar dengan al Sufi oleh Syeikhnya. Setengah dari kalangan ahli sufi mengatakan bahawa beliau adalah di antara abdal pada zaman ini. Beliau telah diijazahkan oleh Syeikh Abdullah Siddiq al Ghumari, mantan Mufti Mesir Syeikh Hasanain Makhluf, Muhaddith negara India Syeikh Habib al Rahman al A’zami dan lain-lain lagi. Beliau telah meriwayatkan Hadith Musalsal bi al Awwaliyyah dan mengijazahkan segala ijazah dan sanadnya kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki. Beliau juga telah mengijazahkan Tariqat al Syazuliyyah al Siddiqiyyah dan Salawat Dalail al Khairaat dan meminta Syeikh Muhammad Fuad al Maliki mengadakan majlis bacaan salawat tersebut di madrasahnya.

MAKKAH AL MUKARRAMAH

DR. SAYYID MUHAMMAD IBN ‘ALAWI AL MALIKI:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah belajar dengannya kitab Nasaih al Diniyyah, Sahih al Bukhari, Sunan Abi Daud, Fath al Mughith, Tafsir Ibnu Kathir, al Fawaid al Jalilah fi Musalsalat dan meriwayatkan daripadanya semua hadith Musalsal yang terdapat di dunia dan lain-lain. Beliau juga telah mengijazahkan Tariqat al Ahmadiah al Idrisiah kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki, memakaikannya Khirqah Sufi dan memberikannya bai’ah yang tidak diberikan kepada semua orang melainkan hanya kepada segelintir daripada murid-muridnya dan mengamanahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki supaya menjadi khalifahnya. Beliau juga memberikan kepercayaan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki untuk menterjemah dan menerbitkan kitab-kitab karangannya. Bahkan, beliau juga telah memberikan bantuan moral dan material kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki untuk membangunkan madrasahnya.

SAYYID AHMAD IBN MUHAMMAD AL MALIKI:
~Beliau merupakan khalifah ayahandanya yang telah membai’ah dan memakaikan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dengan Khirqah Sufi.

DR.UMAR ABDULLAH KAMIL:
~Beliau telah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki segala kitab karangannya dan juga kitab sanadnya yang bertajuk al I’lam bi Ijazah al A’lam. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki mempunyai hubungan yang rapat dengan beliau sehingga ke hari ini mereka sering berhubungan bagi mengadakan muzakarah ilmu.
Syeikh Ali Qaddur al Madani. Beliau berketurunan Sayyid Ahmad al Rifa’i dari sebelah ayahandanya dan Sayyid Abdul Qadir al Jailani dari sebelah bondanya. Beliau telah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki segala ilmu zahir dan batin termasuk Tariqat al Rifa’iyyah.

Al Habib Umar Hamid al Jailani:
~Beliau ialah keturunan Sayyid Abdul Qadir al Jailani. Beliau telah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki Hadith Musalsal bi al Awwaliyyah dan kitab sanad Mufti Johor al Habib Alawi Tahir.

DUBAI

DR. ISA IBN ABDULLAH IBN MANI’ AL HIMYARI:
~Menteri Waqaf Dubai. Beliau menegaskan bahawa Syeikh Muhammad Fuad al Maliki merupakan orang pertama yang diijazahkan olehnya.

AL ALLAMAH DR. AHMAD MUHAMMAD NUR SAIF:
~Pengerusi Pusat Penyelidikan Islam Dubai. Beliau pernah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki hadith Musalsal bi al Awwaliyah.

SYRIA

DR. MUHAMMAD MUTI’ IBN MUHAMMAD WASIL AL HAFIZ AL DIMASYQI:
~Pentashih al Quran di Kementerian Waqaf, Dubai. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah menerima hadith Musalsal bi al Awwaliyah, Musafahah dan Munawalah Subhah dan lain-lain daripadanya.

DR. KHALAF MUHAMMAD AL MUHAMMAD AL HALABI:
~Beliau mengijazahkan sanad yang diterimanya daripada Syeikh Muhammad Yaasiin al Fadani kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

SYEIKH HUSAIN SO’BIYYAH:
~Beliau adalah syeikh di Dar al Hadith al Asyrafiyyah, Damsyiq, tempat di mana Imam Nawawi pernah menjadi syeikh. Beliau telah meriwayatkan hadith Musalsal bi al Awwaliyyah dan mengijazahkan ijazah-ijazah yang diterima daripada guru-gurunya kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

YAMAN

SYEIKH ALI HAMID AHMAD ABDUH HASAN QASIM AL SO’FANI AL MAKKI AL YAMANI:
~Ahli Majlis Fatwa Kementerian Waqaf Dubai. Beliau telah menggelarkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dengan al Ariif billah (orang yang kenal Allah). Beliau pernah mengatakan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki, “Apabila guru-guru kamu telah mengasihi kamu, maka akan dibukakan segala kefahaman ilmu ke dalam dada kamu.”

HABIB UMAR IBN MUHAMMAD IBN SALIM IBN HAFIZ:
~Mudir Dar al Mustafa. Beliau telah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sebanyak tiga kali dan juga meriwayatkan hadith Musalsal bi al Awwaliyyah, Musafah dan Musyabakah kepadanya. Beliau juga mengijazahkan kepadanya secara khusus kitab Iqaz al Himam fi Syarh al Hikam, Syarah Hikam Syeikh Zarruq dan Syarah Hikam Syeikh Abdul Majid al Syurbuni supaya Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dapat mengambil faedah daripadanya dalam urusan dakwah. Beliau juga mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki untuk keluar berdakwah dan mengajar umat.

HABIB ALI AL JUFRI:
~Naib Mudir Dar al Mustafa. Beliau telah meriwayatkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki Musalsal bi al Awwaliyyah dan Talqim serta mengijazahkannya

SUDAN

SAYYID MUSTAFA IBN IDRIS AL HASANI

SAYYID IBNU IDRIS AL HASSAN AL IDRISI

PROF. DR. SAYYID ABDUL WAHHAB AL TAZI AL IDRISI:
~Pensyarah di Universiti Islam Madinah al Munawwarah. Beliau telah memakaikan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki al Khirqah al Sufiyyah

SAYYID AHMAD IBN IDRIS AL HASANI:
~Beliau menetap di Dunqala Sudan.

SAYYID MUHAMMAD IBN IDRIS AL HASANI:
~Beliau ialah Syeikh Tariqat Idrisiyyah al Ahmadiyyah dan menetap di Khartum sebagai khalifah ayahandanya Sayyid Idris al Idrisi.

SAYYID MUJADDIDI AL HASAN AL IDRISI:
~Beliau menetap di Khartum sebagai khadam di Masjid ayahandanya Sayyid Hasan al Idrisi.

MOROCCO

PROF. DR. FAROUQ HAMADAH:
~Beliau telah meriwayatkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki hadith Musalsal bi al Awwaliyyah

DR. MUHAMMAD IBN KIRAN:
~Beliau telah meriwayatkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki hadith Musalsal bil Awwaliyyah dan telah menulis ijazah khusus untuknya.

TUNISIA

AL ‘ALLAMAH SYEIKH MUKHTAR AL SALAMI:
~Beliau pernah menjawat jawatan sebagai Mufti Tunisia selama 13 tahun. Beliau telah meriwayatkan hadith Musalsal bil Awwaliyyah dan mengijazahkan segala kitab karangan dan amalannya kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

MALAYSIA

TUAN GURU HAJI IBRAHIM BIN DAHAN:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah belajar dengannya kitab Matla’ al Badrain, Hikam Ibni `Atoillah, Dur al Nafis, Minhaj al Abidin, Furu’ al Masail, Aqidah al Najiin, Sair al Salikin, Ahzab dan Aurad Sayyid Ahmad ibn Idris al Hasani dan lain-lain lagi. Beliau merupakan ‘Guru Saka’ di daerah Rembau yang banyak mendukung Syeikh Muhammad Fuad al Maliki. Beliau pernah mengambil cuti mengajar untuk menghadiri ceramah pertama Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sempena sambutan Maulid Nabi di Masjid Nerasau, Rembau dan menjemput Syeikh Muhammad Fuad al Maliki menyampaikan syarahan Maulid Nabi di madrasahnya, Madrasah al Islamiah Haji Ibrahim, Kampung Bongek Acheh, Rembau.
Beliau belajar ilmu Falak daripada Tuan Guru Haji Wan Sulaiman bin Wan Sidiq (Syeikh al Islam Kedah) dan pernah berguru dengan Allahyarham Tok Kenali. Di antara kitabnya yang terkenal ialah Kitab Nur al Aulad dan beliau bertanggungjawab menyusun Taqwim Solat yang digunapakai di Negeri Sembilan, Melaka dan Selangor serta beberapa negeri lain sehingga ke hari ini. Beliau telah mengamanahkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki menyambung kuliah hari Rabu selepas pemergiannya pada 3 Ogos 1997.

TUAN GURU HAJI ABDUL WAHID BIN UTHMAN:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah belajar dengannya kitab Riyadh al Solihin, Tahzib Atraf al Hadith, Hikam Ibni Ato’illah, Tafsir al Quran dan lain-lain.

TUAN GURU MURSYID DIRAJA DATO’ HAJI TAJUDDIN IBN ABDUL RAHMAN:
~Beliau berasal dari Hadhramaut dan menjadi Pengerusi Majlis Fatwa Kebangsaan sebelum kewafatannya. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah belajar daripadanya ilmu Tauhid, Feqah, Usul Feqh dan ilmu Tasawwuf iaitu kitab Minhaj al Abidin. Beliau pernah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dengan ijazah yang tidak pernah diijazahkannya kepada muridnya sebelum itu.
Beliau sangat mengasihi Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dan banyak memberikan galakan kepadanya. Beliau mengiktiraf keilmuan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki dan memberitahu kepada orang ramai bahawa Syeikh Muhammad Fuad al Maliki adalah seorang ulama’ besar.

TUAN GURU DATO’ ABDULLAH BIN SIJANG:
~bekas Qadhi Daerah Port Dickson. Beliau pernah mengijazahkan Tariqat Ahmadiah yang diterimanya daripada Tok Syafi’i dan sanad hadith yang diterimanya daripada Syeikh Hasan Masysyat di Makkah al Mukarramah kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki. Sebelum kewafatannya, beliau pernah mentalqinkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki beberapa ilmu hikmah, kaifiat muraqabah dan fidyah orang mati.

TUAN GURU DATO’ HJ. NAWAWI BIN HASAN:
~Beliau pernah mengajar Syeikh Muhammad Fuad al Maliki ilmu Nahu; Nahu Wadhih dan Matan al Fiyyah di Ma’had Ahmadi Gemencheh

SAHIBUS SAMAHAH DATO’ HASAN BIN SAIL, bekas Mufti Kerajaan N.Sembilan:
~Beliau pernah mengajar Syeikh Muhammad Fuad al Maliki kitab Hidayah al Sibyan di Surau Kg. Tengah, Rembau, N. Sembilan.

TUAN GURU SYEIKH ABDULLAH BIN ABDUR RAHMAN, Mudir Pondok Lubuk Tapah, Kelantan:
~Beliau pernah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sanad yang diterimanya daripada Syeikh Yasin ibn Isa al Fadani al Hasani, Syeikh Abdul Qadir al Mandili, Sayyid Alawi ibn Abbas al Maliki dan mengijazahkan Tariqat Ahmadiah kepadanya.

TUAN GURU HAJI AHMAD BIN MUHAMMAD AJI:
~Beliau merupakan murid kepada Syeikh Ahmad, Mufti Kerajaan Negeri Sembilan dan Tuan Guru Haji Husin Langgar Kedah. Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pernah belajar beberapa buah kitab karangan al Marhum Syeikh Ahmad daripadanya di Masjid Semerbok Rembau, N.Sembilan. Tetapi, apabila Syeikh Muhammad Fuad al Maliki pulang dari al Azhar, beliau pula datang belajar dengannya kitab Syarah Hikam karangan Syeikh Ibnu ‘Ubbad dan kitab hadith Zad al Muslim karangan Syeikh Habib Allah al Syanqiti. Beliau menegaskan bahawa tiada lagi orang alim di Rembau kecuali Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

INDONESIA

SYEIKH ABDUL HAMID AL MAKKI:
~Beliau telah mengijazahkan dan meriwayatkan hadith Musalsal bi al Awwaliyyah kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki.

SYEIKH ABDUL KARIM AL BANJARI AL MAKKI:
~Syeikh Muhammad Fuad al Maliki kerap menghadiri majlis pengajiannya yang terletak di Masjid al Haram. Di antara kitab yang pernah dipelajari daripadanya ialah Kitab Dalil al Falihin dan beliau telah mengijazahkan secara khusus kitab sanad al Maslak al Jali kepadanya.

AL HABIB SOLEH AL ‘AIDARUS:
~Beliau ialah murid Sayyid Muhammad ibn ‘Alawi al Maliki.

SINGAPURA

TUAN GURU HAJI ABDUL RASHID BIN SYEIKH HAJI MUHAMMAD SA’ID:
~Matla’ al Badrain dan Sair al Salikin. Orang pertama yang mengijazahkan Tariqat Ahmadiah kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki sewaktu berusia 8 tahun.

SYEIKH AHMAD SONHAJI:
~Beliau telah mengijazahkan Syeikh Muhammad Fuad al Maliki kitab tafsirnya yang masyhur, ‘Ibra al Athir di Majlis Agama Islam Singapura ketika beliau menghadiri majlis ceramah Syeikh Muhammad Fuad al Maliki di sana.

SAYYID AHMAD SEMAIT:
~Beliau telah mengijazahkan kepada Syeikh Muhammad Fuad al Maliki semua kitab karangan dan terjemahannya.
Antara karya beliau ialah:

Rasulullah dan Sirah
1. Rasulullah dari Perspektif Imam Syafi’i
2. Maulid Nabi dalam Necara Nabawi
3. Rantaian Nasab Nabi
4. Kewajipan Mencintai dan Memuliakan Nabi (Terjemahan)
5. Hukum Menghina Nabi
6. Hidupnya Para Nabi di Dalam Kubur
7. Keunggulan Rasulullah
8. Ringkasan Sirah Nabawiyyah (Terjemahan)
9. Al Anwar al Nabawiyyah (Terjemahan)
10. Keistimewaaan Rasulullah
11. Mukhtasar Syamail Muhammadiah (Terjemahan)
12. Mu’jizat Isra’ dan Mi’raj

Manaqib dan Biografi
1. Sayyid Ahmad ibn Idris
2. Al Maliki: Ulama’ Rabbani Kurun ke-21
3. Hujjah al Islam Imam al Ghazali
4. Mendekati Sayyid Ja’afar al Barzanji
5. Al Imam Abu Hasan al ‘Asy’ari
6. Al Imam al Hafiz Jalaluddin al Suyuti
7. Biografi Syeikh Muhammad Harith
8. Manaqib Sayyidah Khadijah al Kubra
9. Sayyid Ibrahim al Rasyid

Tasawwuf
1. Hubungan Tasawuf Dengan Sunnah
2. Kewajipan Bertasawwuf (Terjemahan)
3. Qatr al Ghaithiyyah (Semakan dan Cetakan semula)
4. Hikam Abi Madyan (Semakan dan Cetakan Semula)
5. Hikam Syeikh Raslan (Terjemahan)
6. Adab-adab Salikin (Adaptasi)
7. Anwar al Sabil al Aqwam fi Syarh al Hikam
8. Adab Tariq (Terjemahan)

Zikir dan Amalan
1. Pancaran Nur Doa dan Zikir Ahli Akhyar (Terjemahan Syawariq al Anwar)
2. Lautan Zikir Ahli Arifin
3. Perisai Tiga Kekasih Allah
4. Kanz al Sa’adah (Tahqiq dan Terjemahan)
5. Ahzab wa Aurad Manhaj al Ahmadi al Idrisi (Tahqiq)
6. Doa Majlis Sayyid Ahmad ibn Idris
7. Aurad Ahmadiah dan Ratib Haddad
8. Hizib Bahr
9. Hizib al Imam Ghazali
10. Hizib Imam Nawawi
11. Salawat 40 (Terjemahan)
12. Manzumah Tawassul Asma’ al Husna (Cetakan Semula)
13. Amalan Bulan Rejab
14. Doa Malam Nisfu Sya’ban
15. Tazkirah Ramadhan
16. Amalan Bulan Safar al Khair
17. Amalan Bulan Zulhijjah
18. Amalan Awal Muharram dan Hari Asyura
19. Doa Untuk Ibu bapa dan Anak-anak
20. Duru’ al Wiqayah bi Ahzab al Himayah (Cetakan semula)
21. Surah Yaasin Kaifiat dan Doanya
22. Doa Sayyid Ibrahim al Rasyid
23. Wasilah Para ‘Abid
24. Doa Angin Ahmar
25. Amalan Memudahkan Rezeki
26. Amalan Menguatkan Ingatan dan Menghindari Was-was
27. Himpunan Ayat-ayat Penjaga
28. Solat Sunat Sayyid Ahmad ibn Idris
29. 40 Salawat Pilihan Ke atas Nabi
30. Jampi Penawar Dari al Quran (Terjemahan)
31. Ratib Hari Jumaat
32. Pendinding Diri
33. Amalan Menolak Wabak dan Bala

Aqidah dan Tauhid
1. Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah
2. Qawa’id al ‘Aqaid (Terjemahan)
3. Wahhabisme Dari Neraca Syara’
4. Kerapuhan Tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah (Terjemahan)
5. Penjelasan Tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah (Terjemahan)
6. Agamamu Dalam Bahaya (Terjemahan)
7. I’tiqad Ahli Sunnah Wal Jama’ah (Cetakan semula)
8. Aqidah Awam (Terjemahan)
9. Pendapat Ahli Sunnah Yang Bertentangan Dengan Pendapat Wahhabi (Terjemahan)

Tafsir
1. Tafsir Surah al Fatihah (Tahqiq)
2. Tafsir Surah Dhuha
3. Tafsir Surah al Insyirah
4. Tafsir Surah al Kauthar
5. Tafsir Surah Yaasiin

Hadith
1. Musyahadah Ruh Insan Bertaqwa (Terjemahan)
2. Hadith 60: Kelebihan Ahli Bait (Terjemahan)
3. Kelebihan Memelihara dan Membiaya Anak Yatim
4. Kelebihan al Quran (Terjemahan)
5. Mutiara Nabawi (Terjemahan)
6. Mutiara Sa’adah (Terjemahan)
7. Kewajipan Mencintai dan Memuliakan Nabi (Terjemahan)
8. Hidayah al Mukhtar (Terjemahan)
9.Galakan Melakukan Amal Kebaikan (Terjemahan)

Feqah
1. Munyah al Musolli (Tahqiq)
2. Safinah al Naja (Terjemahan)
3. Hukum Membaca Basmalah
4. Hukum Mengikut Imam Yang Menyalahi Mazhab Makmum
5. Posisi Imam Ketika Solat Jenazah
6. Pendapat Ulama’ Hukum Mencium Tangan

Sanad dan Ijazah (Athbat)
1. Al Musalsalat al ‘Asyarah
2. Al Toli’ al Sa’id (Bahasa Arab)
3. Kunuz al Anwar al Muntakhab min Asanid al Akhyar (Bahasa Arab)
4. Al Jawahir al Ghawali min Asanid al Imam al Azhari (Bahasa Arab)
5. Musalsal Orang-orang Mulia
6. Al Yaqut al Nafis min Asanid al Muhaddith Sayyid Ahmad ibn Idris. (Bahasa Arab)
7. Fath al Rahman bi Asaniid Mufti Nejri Sembilan (Bahasa Arab)
8. Al Bahjah al Mardiyyah fi Musalsalat al Rembawiyyah (Bahasa Arab)
9. Bulugh al Amani al Muntakhab min al Musalsalat al Maliki (Bahasa Arab)
10.Sanad al Aurad al Qusyasyiah
11.Al Manhal al Karim fi Asaniid al Quran al ‘Azim (Bahasa Arab)

Lain-lain
1. Kefahaman Yang Wajib diperbetulkan (Terjemahan Mafahim Yajibu an Tusohhah)
2. Akhlak Salafussoleh (Terjemahan)
3. Qudwah Hasanah Dalam Manhaj Dakwah

Rujukan dari : pondokhabib

Ya Allah...
Doa kurafa'kan bertadahkan dengan berkat ulama' seperti beliau maka ku pohon agar di perjalankan daku sepertimana jalannya...Faqihkan diriku sepertimana kefaqihannya...sinarilah rohku sepertimana disinari akan dirinya...

Semoga dipertemukan diriku dengan dirinya...

Amin....